Rabu, 04 November 2009

Coorporate Social Responsibility (CSR)

A. Coorporate Social Responsibility (CSR)
Coorporate Social Responsibility, biasa disingkat CSR merupakan konsep yang menganjurkan perusahaan tidak semata-mata mencari laba. Mereka diminta untuk memperhatikan masalah social dan lingkungan dari semua pihak yang berhubungan dengannya (stakeholder). Yang dimaksud dengan “semua pihak” di sini adalah para pemangku kepentingan, bukan hanya lingkungan internal seperti karyawannya, melainkan semua yang bias terpengaruh oleh perilaku perusahaan, diantaranya: pelanggan, pemasok, mitra kerja, organisasi masyarakat, lingkungan, pemerintah.
Coorporate Social Responsibility dalam bahasa kita bermakna “tanggung jawab social perusahaan”. Definisi menurut Philip Kotler dan Nancy Lee, Coorporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat secara sukarela melalui praktek bisnis, dengan menggunakan bantuan sumber daya yang dimilikinya. Kotler menilai, kegiatan-kegiatan perusahaan yang sudah diwajibkan oleh hokum, seperti membayar pajak, royalty, meski itu digunakan demi memajukan masyarakat, tidak dapat dimasukkan debagai kegiatan CSR. “kesejahteraan masyarakat” yang dimaksud di sini bentuknya berupa lingkungan alam, bisapula berupa kondisi manusianya.

B. Contoh praktek Coorporate Social Responsibility (CSR) di PT. Riau Andalan Pulp and Paper.
Bagi sebuah perusahaan, penerimaan dari masyarakat di sekitarnya sangat penting. Proses produksi bisa berjalan dengan baik, ketika rasa aman dan nyaman melingkupi suasana kerja. PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) sadar betul akan hal itu. Perusahaan RAPP adalah perusahaan bubur kertas dan kertas. Agar operasional perusahaan perusahaan bisa berlangsung daengan baik, menghargai masyarakat dan lingkungan menjadi keharusan.
Bahan baku RAPP berasal dari hutan, dan memiliki area hutan yang sangat luas, sehingga harus dapat ijin dari masyarakat untuuk beroperasi. Yang dimaksud bukan ijin formal, namun non formal, yakni penerimaan dari masyarakat. Penghargaan kepada masyarakat itu diwujudkan dalam bentuk Coorporate Social Responsibility atau disingkat CSR. Selain untuk menghargai, CSR juga dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat di sekitar pabrik maupun di sekitar kawasan hutan milik RAPP. Sehingga warga juga peduli kepada RAPP. Suasana pun sama-sama nyaman di kedua belah pihak.

C. Program Coorporate Social Responsibility (CSR) di PT. Riau Andalan Pulp and Paper.
Empat program RAPP dalam menerapkan CSR. Keempat program itu adalah pertama, sistem pertanian terpadu (integrated farming system), kedua program usaha kecil dan menengah (small and medium enterprises), ketiga hutan tanaman rakyat, dan keempat infrastruktur dan sosial (social and infrastructur). Pemilihan program itu didasarkan pada pemilihan pada kondisi masyarakat. Dalam menentukan program itu, RAPP melakukan dialog dengan masyarakat. Bentuk programnya ditentukan masyarakat sendiri, bukan perusahaan.
Hasil dialog dengan masyarakat itu dilanjutkan dengan survai lapangan. Hasilnya kemudian dibahas dan didiskusikan oleh kedua belah pihak. Dari pengamatan langsung si lapangan dan diskusi itulah kegiatan ditentukan.
Tujuan CSR ini adalah memberdayakan masyarakat, sehingga mereka bisa meningkatkan kapasitasnya. Selain itu, CSR juga membantu masyarakat terlepas dari beban yang mereka hadapi. Dalam jangka panjangnya, program CSR RAPP diharapkan ikut membantu program pemarintah dalam memangkas kemiskinan.
Hingga saat ini angka kemiskinan di Riau lumayan tinggi, yakni 22%. Kebanyakan penduduk miskin berada si daerah pedalaman, terutama di kawasan pinggiran hutan. Tak salah bila CSR RAPP membidik penduduk di sekitar lahan yang dikelola perusahaan agar bisa tumbuh dan berkembang bersama-sama perusahaan.
Keberhasilan keempat program CSR RAPP sangat bergantung pula dari partisipasi masyarakat. Kalau masyarakat tak mendukung, program tidak akan bisa jalan. Program pertama yakni sistem pertanian terpadu di pilih karena masih banyak lahan kosong yang bekum dimanfaatkan untuk lahan pertanian, peternakan, dan perikanan.
Misalnya, kotoran ternak bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Dari program ini, diharapkan pemilik lahan bisa mendapatkan penghasilan tambahan, karena lahan mereka dikelola dengan cara –cara yang lebih efisien dan akrab lingkungan. Tentu dengan pendampingan oleh pihak RAPP. Riau Pulp kemudian membangun empat
empat Balai Pelatihan di empat kabupaten, yakni Belawan, Rokan Hulu, Siak, dan Kota Beringin. Di empat Balai Pelatihan itulah, pemilik lahan digembleng. Dalam proses penggemblengan tersebut para pemilik lahan menginap dua hari di Balai Pelatihan.
Mereka mendapatkan bimbingan dan pelatihan di bidang pertanian. Baik berupa teori maupun praktek lapangan. Sepulang dari pelatihan, petani diberi bibit, pupuk dan obat-obatan. Bibit yang diberikan kebanyakan berupa tanaman holtikultura, sesuai jenis tanah yang akan ditanami. Hingga saat ini, 3500 petani berada di bawah pembinaan RAPP. Meraka tersebar di 60 lokasi di empat kabupaten binaan. Pembinaan tek terhenti pada saat pelatihan. Pemantauan terus dilakukan.
Pekerjaan monitoring ini dilakukan 300 tenaga RAPP, dan penghasilan perbulan para petani sebesar Rp 1 juta. Proyek tersebut diketahui setelah 3-5 tahun, sebab pemberdayaan pertanian terpadu ini mengurangi kebiasaan buruk masyaraka, mereka tadinya banyak yang menjadi pembalak liar. Sekarang sebagian besar sudah menjadi petani tetap.
Dengan demikian, proyek RAPP setidaknya juga membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan illegal loging. Perusahan juga diuntungkan dengan menipisnya kasus-kasus pembalakan liar di lahan kerjanya.
Program kedua adalah usaha kecil dan menengah. Dalam hal ini, RAPP menyentuh usaha, baik yang berhubungan dengan inti bisnis RAPP maupun usaha yang tidak nyambung dengan bisnis RAPP.
UKM yang on line dengan bisnis RAPP, misalnya usaha pembuatan pallete, kotak atau peti tempat pulp, maupun kertas yang akan dikirim. Sekitar 50% dari semua usaha kecil di bidang ini adalah binaan RAPP. Sedangkan UKM yang tidak terkait dengan usaha RAPP antara lain pembuatan batu bata, salon dan tenun.
Dalam pembinaan UKM itu, RAPP juga melakukan pelatihan. Yang lebih penting, menjembatani UKM dengan perbankan. Khususnya yang segaris dengan bisnis RAPP, lebih mudah menghubungkan mereka dengan perbankan. Sebab, produk UKM sedah pasti dibeli RAPP. Iini menjadi jaminan yang baik bagi perbankan.
Sedangkan bagi UKM yang tak punya hubungan bisnis dengan RAPP, pihak RAPP menyediakan akses kredit berupa micro financing. Sumber dananya dari kocek RAPP. Saat ini jumlah UKM binaan Riau Pulp lebih dari seratus UKM. Tenaga kerja yang yang terserap sekitar 2.000 orang.
Program ketiga yakni hutan tanaman rakyat. Idenya bermula dari adanya lahan-lahan hutan produksi milik masyarakat yang tak terurus. RAPP kemudian mencanangkan kegiatan penanaman hutan itu bersama pemilik lahan.
Hasilnya dibagi dua, 60% ke RAPP, 40% jadi bagian pemilik lahan. Hingga saat ini luas lahan yang ditanami sekitar 25.000 hektar dan memberikan harapan bagi sekitar 10.000 kelurga.
Dalam proyek itu, semuanya dibiayai oleh RAPP. Mulai dari penyediaan bibit, pupuk, hingga pemotongan. Pemeliharaannya bekerjasama antara RAPP dan pemilik lahan. Tanaman yang dipilih mempunyai siklus potongan setiap enam tahun hingga tujuh tahun. Kalau dihitung setiap hektare-nya petani bisa mendapatkan penghsilan antara Rp 3 juta hingga Rp. 3,5 juta per tahun, khusus dari program ini.
Program keempat yakni sosial dan infrastruktur, yang diterapkan di bidang kesehatan, pendidikan, olahraga dan kebudayaan. Program kesehatan, misalnya, dilakukan dengan pengobatan massal gratis, dan setiap tahun RAPP melayani 15.000 orang. Caranya dilakukan dengan menyediakan mobil keliling dari kampung ke kampung. Program ini membuat masyarakat, yang sebelumnya susah mengakses puskesmas atau rumah sakit, dapat dengan mudah berobat.


Sumber : Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dari, Oleh Dan Untuk Semua. Coorporate Social Responsibility. Bahtiar Chamsyah, Direktorat Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Masyarakat, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Departemen sosial RI. Cetakan Pertama 2007.

Tidak ada komentar: